Selasa, 19 Agustus 2008

Yogyakarta, 17 Agustus 2008

baru kali ini aku bisa ngerayain 17 agustus (Hari Kemerdekaan RI) di kota yang penuh sejuta sejarah...Ngayogyakarta...walau bukan kota tempatku lahir tapi merasakan hal yg beda kalo menginjakkan kaki di kota yg pernah jd Ibukota Negara kita ini.

Masih terasa juga "Kota Pelajar"-nya sampe2 di berbagai jalan banyak terdapat Universitas swasta/negeri malah ada yg jaraknya deket banget satu Univ dg univ lainnya. tapi apakah suasana itu tetep membawa semangat para penimba ilmu disana utk mencapai gelar D3/S1/S2 dan sejenisnya???yg tau jawabannya adalah mereka sendiri. semoga aja tetep bisa dipertahankan suasana kota pelajar yg emang bener2 terpelajar...semangat mahasiswa Yogya.

Malioboro...adalah tempat wisata yg sering banyak orang ingin mengunjunginya kalo berada di kotanya Sultan HB ini. kemarin sempet kesana...emang suasana yg ada disana bukan menyediakan fasilitas hiburan seperti mainan, pantai, gunung atau sejnisnya yg sering ditwarkan tempat2 wisata yg ada di Indonesia. Tapi disini, terdapat berbagai hasil kerajinan khas kota Yogya kaya batik, tas, sandal, dll yg hampir semuanya berbau "batik". Inilah daya tarik tersendiri utk pengunjung bisa dtg kesini baik sekedar nongkrong, liat2 barang jualan, hampir ada yg borong2 juga....apalagi didukung dg harga yg relatif murah (kalo bisa nawarnya, hehe). tips menawar: pakailah bahasa Jawa kalo mau beli ssuatu disana,hehe.pernah ngalamin soalnya sampe akhirnya dihargai sampe setengah harga dr semula yg ditwarkan..(kasian juga sebenarnya)hehe.pasti kan si penjualnya juga dah mikirin untungnya juga kan jg ga bakal rugi...

ah.udah dulu deh nulisnya....ttg Yogya...Insya Allah dilanjutkan kapan2...

Minggu, 17 Agustus 2008

Graves Disease

Pengertian
Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu defek genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis antibody terhadap antigen tiroid (Dorland, 2005). Penyakit Graves merupakan penyebab tersering hipertiroidisme. Pada penyakit ini ditandai oleh adanya proses autoimun disertai hyperplasia (pembesaran kelenjar akibat peningkatan jumlah sel) kelenjar tiroid secara difus.
Etiologi
Penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang ditimbulkan oleh adanya reaksi beberapa autoantibody terhadap reseptor tirotropin (TSH). Autoantibodi tersebut dapat disebabkan oleh:
1. Autoantibodi terhadap reseptor TSH atau thyroid stimulating immunoglobulin (TSI)
2. Thyroid-growth-stimulating immunoglobulin (TGI)
3. TSH-binding inhibitor immunoglobulin (TBII)
Patogenesis
TSI dalam serum berupa long-acting thyroid stimulator (LATS) berupa IgG yang mengikat reseptor TSH dan mampu menstimulasi akttivitas adenilat siklase yang berperan mengubah ATP menjadi cAMP. cAMP berperan sebagai second messenger yang dapat meningkatkan proses intraseluler sehingga terjadi peningkatan pelepasan hormone tiroid. TGI berperan pada proliferasi epitel folikel tiroid. TBII merupakan antibody anti-reseptor TSH, bekerja menyamar seperti TSH sehingga terjadi stimulasi aktivitas sel epitel kelenjat tiroid.
Gambaran Klinis
Penyakit ini ditandai dengan trias manifestasi berupa:
1. Tiroksikosis/hipertiroidisme akibat pembesaran difus tiroid yang hiperfungsi.
2. Oftalmopati infiltratif yang menyebabkan eksoftalmus
3. Dermopati infiltratif dengan mixedema pre tibia.
Eksoftalmus terjadi akibat kombinasi infiltrasi limfosit, pengendapan glikosaminoglikan, adipogenesis dalam jaringan ikat orbita sehingga eksofltalmus. Jaringan tertentu diluar tiroid seperti fibroblas orbita secara aberan mengekpresikan reseptor TSH di permukaannya. Sebagai respons terhadap antibodi anti-reseptor TSH di darah dan sitokin lain milieu lokal, fibroblas mengalami diferensiasi menuju adiposit matang dan mengeluarkan glikosaminoglikan hidrofilik ke interstisium sehingga terjadi eksoftalmus. Mekanisme ini hampir sama terjadi pada dermopati penyakit Graves. Pada penyakit Graves terjadi penurunan TSH dan peningkatan T3 dan T4 bebas serta penyerapan RAI meningkat (Vinay, et al., 2007; Patologi Anatomi FK UNS, 2008).
Penatalaksanaan
Terapi pada penyakit Graves dapat melalui tiga macam terapi, yaitu: terapi obat antitiroid, tiroidektomi,yodium radioaktif. Terapi mobat dapat diberikan metimazol. Propiltiourasil, dan levotiroksin. Tiroidektomi subtotal merupakan pengobatan terpilih untuk pasien dengan pembesaran kelenjar tiroid atau goiter multinoduler. Terpi yodium radioaktif dengan menggunakan I131 merupakan pengobatan lebih baik pada kebanyakan pasien berusia di atas 21 tahun (Katzung, 1997).

Manfaat Shalat Dhuha Secara Medis

MANFAAT SHALAT DHUHA SECARA MEDIS

Abu Dzar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setiap tulang dan persendian badan dari kamu ada sedekahnya; setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma’ruf adalah sedekah, dan setiap nahi munkar adalah sedekah. Maka, yang dapat mencukupi hal itu hanyalah dua rakaat yang dilakukannya dari Shalat Dhuha.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)
Abu Hurairah r.a. berkata, “Kekasihku, Muhammad Saw. Berwasiat kepadaku agar melakukan tiga hal: Berpuasa tiga hari pada setiap bulan(Hijriah, yaitu puasa putih atau Bidl, tanggal 13,14,15), dua rakaat shalat Dhuha, dan agar aku melakukan shalat Witir dulu sebelum tidur.” (HR Bukhari-Muslim).
Rasulullah Saw. bersabda: “Shalat Dhuha itu shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim)

Buraidah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Dalam tubuh manusia terdapat 360 persendian, dan ia wajib bersedekah untuk tiap persendiannya.” Para sahabat bertanya, “Siapa yang sanggup, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ludah dalam masjid yang dipendamnya atau sesuatu yang disingkirkannya dari jalan. Jika ia tidak mampu,maka dua rakaat Dhuha sudah mencukupinya.” (HR Ahmad dan Abu Dawud).

Peregangan sungguh mutlak diperlukan, untuk kesiapan kita menyongsong hari penuh tantangan. Dan, Rasulullah Saw. menyinggungnya dengan ungkapan santun: “hak dari setiap persendian.” Semuanya cukup dengan dua rakaat dhuha.

Shalat memang memiliki kombinasi unik dari tiap gerakannya bagi tubuh. Hanya saja untuk Dhuha, waktunyalah yang memang unik; waktu ketika tubuh memerlukan energy namun juga harus bersiap menghadang stress yang menerpa.

Dr. Ebrahim Kazim-seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy-menyatakan, “Repeated and regular movements of the body during prayers improve muscle tone and power, tendon strength, joint flexibility and the cardio-vascular reserve.” Gerakan teratur dari shalat menguatkan otot berserta tendonnya, sendi serta berefek luar biasa terhadap system kardiovaskular.

Itulah peregangan dan persiapan untuk menghadapi tantangan, tapi bedanya dengan olah raga biasa adalah: pahalanya luar biasa! Abu Darda r.a. meriwayatkan bahwa Nabi Saw. bersabda, Allah ‘azza wa jalla berfirman: “Wahai anak Adam kerjakanlah shalat empat rakaat kepada-Ku pada permulaan siang niscaya Aku akan member kecukupan kepadamu sampai akhir siang.” (HR at-Tirmidzi).

Terlebih lagi shalat Dhuha tidak hanya berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi hari dengan rangkaian gerakan teraturnya, tapi juga menangkal stress yang mungkin timbul dalam kegiatan sehari-hari, sesuai dengan keterangan dr. Ebrahim Kazim tentang shalat: “Simultaneously, tension is relieved in the mind due to the spiritual component, assisted by the secretion of enkephalins, endorphins, dynorphins, and others.”

Ada ketegangan yang lenyap karena tubuh secara fisiologis mengelurakan zat-zat seperti enkefalin dan endorphin. Zat ini sejenis morfin,termasuk opiate. Efek keduanya juga tidak berbeda dengan opiate lainnya. Bedanya, zat ini alami, diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol.

Jika barang-barang terlarang macam morfin bisa memberi rasa senang-namun kemudian mengakibatkan ketagihan disertai segala efek negatifnya- endorphin dan enkefalin tidak. Ia memberi rasa bahagia, lega, tenang, rileks, secara alami. Menjadikan seseorang tampak ebih optimis, hangat, menyenangkan, serta seolah menebarkan aura ini kepada lingkungan di sekelilingnya.

Subhanallah….Maka, shalat Dhuha-lah, peregangan sekaligus pereda stress. Inilah rehat yang tidak sekadar rehat. Daripada sekadar duduk-duduk mengobrol, ayo rehat dengan ber-Dhuha dan segera kembali beraktivitas setelahnya. Kemudian, rasakan bedanya!.
Semoga bermanfaat teman….
Referensi : Ramadhani, Egha Z. 2007. Superhealth: Gaya Hidup Sehat Rasulullah. Yogyakarta: Pro-U Media.